(127) Batu-batu Kecil di Perut Rasulullah


Suatu waktu, saat Rasulullah s.a.w mengimami salat Isyak, setiap kali menggerakkan badan untuk sujud atau rukuk, terdengar bunyi kletak-kletik seperti tulang-tulangnya berkeretakan. Para makmum cemas menyangka baginda sedang sakit maka seusai solat, Umar al-Khatthab bertanya, ''Apakah engkau sakit wahai kekasih Allah?''

''Tidak, aku sihat walafiat,'' sahut Nabi.

''Tapi mengapa setiap kali kau gerakkan tubuhmu, tulang-tulangmu berkeretakan. Pasti engkau sakit.''

''Tidak, aku segar bugar,'' masih jawab Nabi.

Namun, lantaran para sahabat kelihatan semakin khuatir, baginda lantas membuka jubahnya. Nampaklah oleh para sahabat, Nabi mengikat perutnya yang kempis dengan selempang kain yang diisi batu-batu kecil untuk menahan rasa lapar. Batu-batu itulah yang mengeluarkan bunyi kletak-kletik. Umar memekik, ''Ya Rasul, alangkah hina kami dalam pandanganmu. Apakah kau kira jika kau katakan lapar, kami tidak bersedia menyediakan makanan bagimu?''

Rasul menggeleng seraya tersenyum, ''Umar, aku tahu kalian para sahabat sangat mencintaiku. Tapi di mana akan kuletakkan mukaku di hadapan Allah apabila aku sebagai pemimpin memberi bebanan kepada orang-orang yang kupimpin? "Biarlah aku lapar, supaya manusia di belakangku tidak terlalu serakah sampai menyebabkan orang lain kelaparan.''

Kejadian kecil di atas sudah 14 abad berlalu. Kini kelaparan masih menghantui sebahagian penduduk dunia lalu, apakah Tuhan tidak pandai menyediakan rezeki secara adil kepada segenap makhluk-Nya? Gugatan semacam itu, tentu hanya muncul dari mulut orang-orang kafir, sebagaimana di dalam Surah Yasin, "Tuhan Maha Bijaksana, Tuhan Maha Penyayang, rahmat-Nya tersebar merata. Kalau kelaparan masih ada di bumi, tak lain lantaran masih ada orang-orang serakah yang menguasai yang lebih banyak untuk keperluan yang sedikit."

Sabda Nabi s.a.w, ''Limadza tabnuna ma la taskununa? Limadza tuktsiruna ma la takkuluna? (Mengapa kalian membangunkan bukan pada tempatnya? Mengapa kalian menimbun banyak, padahal kalian tidak makan?) '' Atau, menurut pemimpin muslim Pakistan, Muhammad Ali Jinnah, ''This world is enough for every man's needs, but it is not enough for a man's greed. (Dunia ini cukup untuk memenuhi keperluan seluruh manusia, tetapi takkan pernah cukup untuk memuaskan ketamakan seorang manusia yang serakah).''

Tiada ulasan:

Catat Ulasan